Korem 072 Pamungkas menetapkan status Siaga 1 untuk wilayah Yogyakarta menyusul maraknya aksi ujuk rasa mahasiswa belakangan ini yang menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) awal bulan April mendatang. Status Siaga 1 ini diberlakukan terhitung mulai Kamis (22/3) kemarin hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan.
Komandan Korem 072 Pamungkas, Kolonel (Kav) Sumedy menegaskan, TNI berkepentingan dan terpanggil untuk menjaga serta melindungi bangsa dari berbagai bentuk ancaman. Penetapan status siaga bagi suatu wilayah dalam dunia militer merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk menghindari gejolak di masyarakat.
"Tentara Siaga 1 berikut apel kesiapsiagaan pasukan. Dilakukan untuk mengecek kesiapannya dan memberi petunjuk-petunjuk yang diperlukan sesuai kebutuhan tugas yang akan diembannya," tegasnya di Yogyakarta, Sabtu (24/3).
Dengan tegas Sumedy menolak anggapan jika penetapan status ini dinilai melampaui kewenangan dalam menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat dimana tugas tersebut menjadi bagian dari fungsi Polri. Danrem 072 Pamungkas juga menampik anggapan yang mengatakan TNI saat ini tengah dijadikan alat oleh Susilo Bambang Yudhoyono untuk menekan lawan-lawan politik yang ingin menjatuhkannya.
"Kamtibmas merupakan domain dari Polri, tetapi Polri juga punya keterbatan kemampuan yang tidak menutup kemungkinan akan meminta tugas perbantuan kepada TNI. TNI tidak berpolitik praktis dan senantiasa mendukung terciptanya suasana aman dan kondusif guna terwujudnya pembangunan nasional," tegasnya.
Sementara itu, Senin (26/3) mendatang rencanaanya jajaran Korem 072 Pamungkas akan menggelar apel siaga prajurit di Alun-Alun Utara Yogyakarta. Apel siaga akan mengerahkan ribuan prajurit TNI dan juga personil Polri. (kr.jogja.com)